Rabu, 15 Juli 2009

Alarm Kosan

Aku kuliah di salah satu sekolah tinggi di kota Palembang, sumatera selatan. Karena ortu ku berasal dari sana, jadi keluarga dari ayah dan ibuku semuanya tinggal di sana. Tadinya aku sempat tinggal di salah satu keluarga ortuku. Tapi berhubung aku orangnya paling malas diatur, akhirnya aku mengambil inisiatif untuk menjadi anggota anak kos comunity. Yah, aku tinggal dikosan. Kosan ku terdiri bangunan dua tingkat yang memiliki 16 kamar, 8 buah kamar di lantai bawah dan 8 buah kamar dilantai atas. semua penghuni nya adalah manusia yang egois dan lebih banyak mikir pakai logika ketimbang pake hati. Semua nya cowok tulen. Tapi karena rasa segan dan saling menghormati yang tumbuh dalam hati kami masing-masing, kami semua hidup rukun dan damai. Walaupun kadang sering terjadi bentrok antara penghuni kamar lantai atas dan lantai bawah akibat rebutan air, menyetel musik keras-keras, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang membuat resah para warga sekitar. Tapi ada satu hal yang membuat aku betah tinggal di kosan kaum adam itu, yakni karena kosan ku bersebelahan dengan sekolah madrasah. Tiap pagi aku selalu dibangunkan dengan seruan asmahul husna oleh murid-murid sekolah tersebut. Sesekali aku mengikuti nya dalam hati sambil memejam kan mata. Aku membayangkan seolah-olah aku sedang berada diantara orang-orang yang memakai jubah putih yang sedang menghadap ke ka'bah. Dengan posisi duduk bersilah, mereka memejamkan mata mereka dengan mulut yang melafalkan sifat-sifat Tuhan tersebut. Begitu sejuk dan damai, hingga akhirnya aku tertidur lagi dan untuk kesekian kali nya aku terlambat kuliah. Emang kuat banget iblis yang ada dalam diriku..

Senin, 13 Juli 2009

Perkenalan

Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tahu, tak tahu maka nggak laku. Eits, nggak laku disini bukan berarti nggak punya orang yang sayang sama kami. Alhamdullah dalam urusan pacaran, Kami tidak begitu goblok atau sejenisnya. Masalah percintaan merupakan hal yang lumrah dan banyak di dapat dari kehidupan sehari-hari, pengalaman, dan juga perkataan. Yang jelas kami memiliki sesuatu yang disebut girl friend,untuk sekarang. Tapi nggak tahu ntar. Setiap hubungan pasti ada pertikaian yang disebabkan oleh ketidakpengertian antara kami, dan pacar kami masing-masing. Kalo itu cuma Tuhan yang tahu. Eh keterusan, jadi lupa ngenalin diri.

Kalo di Bengkulu, temen-temen biasa memanggil saya Zubir. Padahal menurut akte kelahiran, nama saya Rojai Zhofir. Tapi kalo menurut temen-temen sih, susah banget manggil aku dengan sebutan Zhofir karena terlalu formal dan bisa memuncratkan air basi dari mulut. Kalo dipanggil Rojai, temen-temen nggak ada yang suka. Alasannya terlalu keren dan nggak cocok dengan tampang aku. Yah, mereka pada iri dengan nama ku yang bagus dan keren sesuai dengan tampang aku yang imut (Ingin munTah). Tapi aku nggak pernah nyalahin siapa pun koq. Karena itu semua pemberian Tuhan yang paling sempurna (omongan kau ler...). aku lahir di kota Bengkulu. Kota yang bebas polusi udara dan nomor tiga terparah korupsi nya. Walaupun tingkah laku para pejabat nya kayak tuyul plus tikus got, tapi nggak ada pengaruh sedikit pun dalam kehidupan aku. Aku dilahirkan dari keluarga yang bisa dikatakan cukup mampu. Itu pun baru terasa sekarang, setelah melewati berbagai rintangan hidup yang susah dan ribet. Dan Alhamdulillah sekarang aku bisa di kuliahin sama ortu ku di sekolah tinggi swasta terbaik di Palembang. Makasih ya pa,ma.

Ortu ku berasal dari suku yang sama, yaitu itu dari Sumatera Selatan, kota Palembang. Dengar nama kota nya aja, orang-orang yang ditinggal dipulau Jawa pasti udah banyak berfikir kalo ortu ku pasti suka ngomong yang nggak ada isi nya (besak kelakar) dan emosian. Tapi fakta nya nggak gitu koq. Ayahku pernah kuliah dan wisuda di Institut Agama Islam Negeri (IAIN). Dia kuliah di jurusan dakwah. Jadi bisa dikatakan paham banget kalo masalah sopan santun dalam perkataan dan tata krama yang baik terhadap orang lain. Ibuku bekerja di dunia kesehatan dan suka menolong ibu-ibu yang ingin berojor (melahirkan), atau istilah kesehatannya adalah Bidan. Tanpa kenal waktu dan kadang-kadang harus merelakan waktu istirahatnya, ibuku ikhlas menolong ibu-ibu yang sedang berjuang mempertaruhkan nyawa untuk melahirkan calon sang buah hati.

Aku anak kedua dari empat bersaudara. Terdiri dari satu kakak perempuan dan dua adik. Kalo secara sistematis, urutan lahirnya cewek, cowok, cewek, cowok. Sempat terfikir untuk menanyakan bagaimana cara nya ortu ku bisa bikin anak yang urutan nya sekeren dan secantik itu. Tapi ntar aja dech, tunggu aku udah nikah.hehe...

Sekilas tentang diriku..